Kediri, demonstran.id, – UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) saat ini menjadi alternatif dalam mengembangkan ekonomi di masyarakat. Hal inilah yang diangkat sebagai tema mahasiswa Universitas Jember yang tergabung dalam IMAKA (Ikatan Mahasiswa Kadiri) saat sambang desa di Kampungbaru kecamatan Kepung. Dengan kolaborasi bersama KAUJE (Keluarga Alumni Universitas Jember) membagikan ilmu pemasaran dan pengembangan UMKM kepada masyarakat setempat.
Taufik Hidayat ketua KAUJE Korda Kediri sebagai salah satu narasumber mengatakan UMKM sangat potensial dalam meningkatkan ekonomi. Sehingga dibutuhkan kolaborasi antar warga dan bukan waktunya kompetisi, sehingga bisa maju bersama.
“Saat ini UMKM bukan saatnya kompetisi tetapi kolaborasi sehingga bisa maju bersama.” ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan Ari Supranti, praktisi UMKM dari Kauje yang juga menjadi nara sumber.
Ari mengatakan UMKM dikembangkan dengan memanfaatkan potensi yang ada disekitar. Ari menambahkan pelaku UMKM silahkan memproduksi apa yang ada di desa. Memaksimalkan sumberdaya di desa untuk ditingkatkan nilai ekonominya.
Misal hasil pertanian yang biasa dijual langsung tetapi dibuat produk olahan seperti kripik pare, kripik mbote, wedang jahe, ataupun kripik pisang.
“Kalau dulu kripik pisang hanya digoreng dengan rasa original. Kini bisa ditambah rasa keju, coklat atau tiramizu sehingga tidak hanya orang dewasa yang suka, tetapi juga anak anak,” Ungkapnya.
Untuk pengembangan pemasaran, Ari yang merupakan alumni FKIP ini mengatakan kolaborasi perlu ditingkatkan dengan membentuk paguyuban. Sehingga bisa didaftarkan di Dinas kopusmik kabupaten Kediri agar produk produk UMKM bisa dikenal di luar daerah bahkan sampai luar negeri.
Sementara itu, narasumber ketiga Estu Rahayu Tri Sularsih, yang merupakan seorang pelaku UMKM kota Kediri menegaskan pelaku UMKM Kampungbaru bisa memasarkan produknya hingga ke wilayah kota Kediri. Tentu dengan persyaratan seperti PIRT, label Halal dan ketentuan lain dipenuhi agar produk tersebut layak dipasarkan.
Selain kuliner, produk handycraf (kerajinan tangan) berupa seserahan atau hantaran, buket bunga bisa dikembangkan sebagai usaha yang prospektif di masyarakat. Buket menurut Estu yang juga alumni UNEJ ini, tidak harus dari bahan tanaman bunga, tetapi bisa juga dari bahan lain seperti makanan ringan bahkan uang. Dan dengan ketrampilan ini tidak harus meninggalkan pekerjaan utama.
“Kerajinan membuat buket tidak harus meninggalkan pekerjaan utama. Tetapi malah bisa menambah sumber penghasilan sebagai mata pencaharian sampingan,” ujarnya sembari memberi pelatihan cara membuat buket.
Kegiatan pelatihan UMKM ini menurut ketua IMAKA Imbang Pratondo kuncoro, sebagai penutup rangkaian kegiatan IMAKA sambang desa di Kampungbaru kecamatan Kepung. Acara dilaksanakan di Balai desa Kampungbaru hari Kamis (1/8) yang dihadiri Kepala Desa dan sekdes Kampungbaru, ketua KAUJE Kediri Raya, pekerja Sosial PKH, dan seluruh anggota IMAKA ini diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat. (ir)