Kediri, demonstran.id – Beragam camilan kini banyak hadir di sekitar kita, terutama makaroni pedas. Makrobat, Makan Makaroni Karo Tobat, produk makaroni pedas asli Kota Kediri hadir meramaikan camilan di pasaran. Camilan bermaskot kuning dengan kemasan khas warna merah ini telah melewati uji coba, survei pasar, dan minta saran orang terdekat pemilik sudah dilakukan agar produk sesuai dengan harapan, “karena aku juga memposisikan diri sebagai konsumen untuk menilai produkku apakah sudah pas untuk dijual,” ujar Raiza Rafika Sari, 27, pemilik Makrobat. Dengan kemasan pouch ukuran berat 100gram, Ia hanya membanderol 10.000 rupiah saja.
Perempuan yang akrab disapa Fika ini bermodal nekat memulai usaha bersama suami di tahun 2019 karena ingin mengembangkan diri. Langkah cepat juga diambil Fika mulai membuat logo, mengurus perijinan usaha, hingga kini ia lolos sertifikasi halal MUI, “ini kemarin saya dapat hadiah difasilitasi pengurusan sertifikasi Halal MUI,” katanya. Untuk pengemasan, ia banyak terinspirasi dari penjual online yang ada di e-commerce. Menurutnya, pengemasan dan branding membuat produk cepat diterima di pasaran. “Meskipun sekedar bungkus, jadi nilai jual tersendiri, dan orang akan tertarik beli,” tambahnya.
Tak heran, produk Makrobat jadi salah satu dari 11 Produk UMKM asli kediri yang masuk ke toko retail modern Indomaret dari Program Pusaka. Program ini besutan Dinas Penanaman Modal kolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM dan Disperindagin Kota Kediri, membantu UMKM Kota Kediri melebarkan sayap pemasaran lebih luas. Hal ini menjadi salah satu langkah sigap Walikota Kediri mendorong perekonomian Kota Kediri meningkat kembali. “UMKM Kota Kediri dapat bangkit dan naik kelas, terus omset meningkat, serta dikenal di luar Kota Kediri,” harap Moh. Anang Kurniawan, Kepala DPMPTSP Kota Kediri. Selain Indomaret, Pemkot Kediri sudah bekerjasama dengan Alfamart, Ace Hardware, dan Informa. Target ke depan, semua retail di Kota Kediri bermitra dengan UMKM Kota Kediri.
Fika dan 10 kawan UMKM yang masuk Indomaret, teratur mengirim produk 2 kali dalam 1 bulan. Biasanya, ia dan suami memproduksi 25kg atau setara dengan 250 bungkus Makrobat. “Alhamdulillah permintaannya ada,” ucapnya. Ia bercerita, tahun ini ia sudah berencana untuk mencoba melebarkan pemasaran, ternyata terbantu oleh Pemkot Kediri dengan produknya masuk di toko retail modern Kota Kediri. Selain itu Fika juga memasukkan produknya di beberapa pusat oleh-oleh Kota Kediri dan Tulungagung serta menjualnya secara online. Targetnya, ia dapat merambah ke Kota Malang dan Surabaya. Serta harapannya akan ada agen distributor atau reseller di kota kota lain.(glh)