Kediri, demonstran.id – Ada yang menarik pada Kegiatan Vaksinasi di Kelurahan Burengan, yaitu diterjunkannya bidan menjadi salah satu vaksinator lansia. Bidan yang selama ini identik dengan pemantau kesehatan ibu dan anak, kini jadi garda terdepan percepatan vaksinasi di Kota Kediri. Sejak Januari, para bidan telah terjun membantu Pemkot Kediri memberikan vaksinasi.
“Karena dibutuhkan akselerasi vaksinasi, maka bidan dilatih untuk menjadi vaksinator” ujar Darminingsih, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Kediri. Ada 87 bidan yang terlibat layanan vaksinasi COVID-19 di Kota Kediri.
Darminingsih mengatakan, penunjukan tugas vaksinator diutamakan bagi bidan puskesmas.
“Selebihnya menjadi tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan COVID-19 maupun pelayanan kesehatan ibu dan anak,” jelasnya.
Kebijakan pemberian sertifikasi nilai 5 SKP (satuan kredit poin) juga diberikan bagi bidan yang melayani dan atau merawat pasien COVID-19. Satuan Kredit Poin ini bisa digunakan untuk syarat perpanjangan Surat Tanda Registrasi (STR) bidan.
“ini menjadi salah satu penghargaan, karena mengingat perawat dan bidan banyak yang gugur pada pandemi ini,” tambahnya.
Kesehatan ibu dan anak pada kondisi pandemi tetap menjadi fokus utama bidan di Kota Kediri. Lina, Bidan Wilayah Kelurahan Burengan menyampaikan, hingga saat ini tetap ada pelayanan KIA, gizi dan KB.
“Pemantauan kesehatan wilayah masih dilakukan dan koordinasi dengan penanggung jawab program di Puskesmas,” kata Lina.
Diakuinya, banyak ibu hamil yang urung memeriksakan diri dengan alasan pandemi. Pemeriksaan kandungan secara berkala dapat mengurangi resiko dan mempercepat penanganan selama kehamilan hingga kelahiran. Terutama untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Kediri, pada tahun 2020 jumlah kematian ibu tercatat 2 kasus dan jumlah kematian bayi 6 kasus.
Untuk menekan angka kematian ibu dan anak yang termasuk kelompok rentan, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar memberi perhatian khusus melalui program Gerakan Menekan Kematian Ibu dan Anak (Gemakiba).
“Melalui Gemakiba, Pemkot Kediri upayakan kematian ibu dan bayi di Kota Kediri di angka 0,” tambah Abdullah Abu Bakar.
Sementara itu, Fauzan Adima, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri menyampaikan, hingga saat ini belum ada perubahan mencolok mengenai angka kematian ibu dan anak, ketika sebelum dan saat pandemi. Namun adanya penurunan angka kunjungan pemeriksaan kehamilan pada Kunjungan 1 dan Kunjungan 4.
Untuk menekan kematian ibu, di Kota Kediri menargetkan kunjungan ibu hamil 90% pada 3 bulan pertama kehamilan.
“Tahun lalu kunjungan K1 tercatat 95% sekarang turun jadi 88%,”jelasnya. Serta pada K4, trimester akhir ibu hamil harus memeriksakan diri di bidan, dokter, atau puskesmas. Fauzan menjelaskan, sampai saat ini, belum ada penelitian lebih lanjut penularan COVID-19 dari ibu ke anak melalui rahim.
“Jika ada kasus bayi yang terinfeksi, masih ada kemungkinan datang dari luar atau lingkungan,” jelas Fauzan. Ditambahkan, COVID-19 masih menyebar melalui infeksi droplet.(glh)