4 Oktober 2024
Inovasi PPI Daring, Efektifkan Pembelajaran Sekolah Inklusi

Inovasi PPI Daring, Efektifkan Pembelajaran Sekolah Inklusi

Kediri, demonstran.id – Pembelajaran daring sudah berjalan selama 1 tahun lebih di seluruh lembaga pendidikan. Begitu juga sekolah dengan kelas inklusi yang ada di Kediri. Harita Candra Sari, 28, Ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) Inklusi Kota Kediri sekaligus Guru Inklusi SMPN 1 Kediri yang kini mengajar kelas inklusi melalui aplikasi Zoom mengakui perbedaan metode pengajaran dengan luring. Sehingga ia dan 80 guru pendidik khusus yang tergabung dalam (KKG) Inklusi Kota Kediri membuat inovasi pada Program Pengembangan Individual selama daring. “Siswa kami beri salinan materi terlebih dahulu untuk dipelajari bersama orang tua. Nanti ketika kelas akan dibahas kembali,”jelasnya. Tiap materi akan diulang sampai 5-6 kali hingga siswa paham. Dibandingkan dengan daring, diakui Candra siswa lebih mudah mengingat ketika pembelajaran tatap muka.
Ia dan Guru Pendidik Khusus lainnya mengampu Kelas Program Pengembangan Individual (PPI) yang menjadi kelas tambahan untuk siswa inklusi setelah mengikuti kelas umum. Saat masih kegiatan belajar luring, Guru Inklusi akan bertemu siswanya pada jam akhir sekolah. “Biasanya mulai jam 2 siang. Jadwalnya 3 kali tatap muka dalam sepekan. Tiap kelas durasi 1 jam,” jelas Ketua KKG Inklusi Kota Kediri tersebut. Isi program dan pengelompokan kelas disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang siswa. Pada pembelajaran luring tingkatan sekolah dasar, siswa inklusi akan didampingi 1 guru pendamping di kelas untuk membantu memahami materi lebih sederhana. 
Kelas PPI tidak hanya mengulang dan menyederhanakan penyampaian materi di kelas umum. Pelatihan emosional, pembiasaan, dan komunikasi juga menjadi fokus utama capaian program. Candra mengatakan, hadirnya orang tua mendampingi siswa saat belajar daring cukup jadi pertolongan pertama. “Karena anak berkebutuhan khusus ini harus melihat dan merasakan agar ingatan lebih kuat, maka perlu adanya ekstra pendampingan dari orang tua selama pembelajaran,” jelasnya. Selain itu, ia juga menggunakan alat peraga penunjang ketika sekolah daring. Inovasi metode PPI ini juga dilakukan serentak di sekolah inklusi yang ada di Kota Kediri.
Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menyampaikan, tujuan adanya kelas Inklusi di Kota Kediri sebagai bentuk pemenuhan hak pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK). Hal ini merujuk pada Program Sekolah Ramah Anak. “Dan yang terpenting kita semua tahu bagaimana mendidik mereka yang memiliki keistimewaan ini,” ujar Mas Abu. Ditambahkannya, saat pandemi yang pembelajaran dilakukan secara daring, anak-anak istimewa ini tentu juga perlu treatment khusus. Pemkot Kediri telah menyiapkan sumber daya tenaga kependidikan, psikolog dan guru pendidik khusus. Program ini dijalankan mulai tahun ajaran 2017-2018 oleh Dinas Pendidikan Kota Kediri dan memberikan pembekalan Guru Pendidik Khusus selama 2 tahun. “Dinas Pendidikan selalu koordinasi dan mengawasi progress bimbingan yang dilakukan guru di sekolah,” Ujar Marsudi Nugroho, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kediri. Adanya insentif untuk Guru Pendidik Khusus Kota Kediri menjadi bentuk komitmen juga hadir dari Dinas Pendidikan Kota Kediri untuk sukseskan Sekolah Ramah Anak, menerima siswa inklusi tanpa diskriminasi. Karena mereka semua memiliki hak yang sama dengan kita. Dan yang terpenting kita semua tahu bagaimana mendidik mereka yang memiliki keistimewaan ini
Marsudi menambahkan, siswa inklusi selalu dipastikan terkondisi dengan aman dan nyaman serta mendapatkan pelayanan yang sama di sekolah inklusi.
 “Nantinya, siswa inklusi juga berhak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, mulai dari SD hingga SMA dan SMK,”jelasnya. Kini terdapat kelas inklusi di 22 sekolah dasar dan menengah pertama di Kota Kediri, yaitu SMPN 1 Kediri, SMPN 5 Kediri, SMPN 8 Kediri, SMP YBPK dan SMP Muhammadiyah Kota Kediri. Lalu SMAN 3, dan SMKN 3 Kota Kediri ditunjuk sebagai sekolah inklusi tingkat SMA/SMK.(glh)