Kediri, demonstran.id – Kini tengah marak kasus pinjaman bunga mencekik hingga pinjaman online yang sudah meresahkan peminjam. Dengan iming-iming dana cair dengan cepat, persyaratan mudah, banyak orang yang akhirnya terjerat tagihan bunga pinjaman yang besar.
Namun di Kota Kediri ada solusi, yaitu Koperasi RW. Koperasi yang dibentuk di tingkat RW, menjadi program andalan berbasis ekonomi masyarakat yang dapat menjadi pilihan dibandingkan pinjaman online. Kini, sudah ada 176 Koperasi RW yang terbentuk dari 325 RW di Kota Kediri.
Koperasi Mitra Sejahtera, salah satu Koperasi RW layanan simpan pinjam yang ada di Kelurahan Mojoroto, tepatnya RW 12. Per 2020, Koperasi Mitra Sejahtera ini mencatat pencapaian omset hingga 3 Milyar yang berasal dari simpanan anggota, simpanan khusus, dan pinjaman koperasi RW lain. Koperasi yang dibentuk pada tahun 2015 ini berawal beranggotakan 30 orang, dan kini menjadi 250 anggota.
“Yang berasal dari 4 RT ada 196 orang. Sisanya dari beberapa anggota luar” jelas Suyoto, Ketua Koperasi Mitra Sejahtera. Untuk anggota luar, Suyoto dan pengurus membuat kebijakan minimal ada 3 orang yang bertanggung jawab.
Suyoto mengungkapkan, Koperasi RW ini sampai menggeser posisi rentenir atau bank plecit di lingkungannya.
“Dulu salah satu RT sempat jadi lahan bank plecit. Sekarang anggota sudah nutup (tanggungan) dan nggak ada bank plecit lagi di sana karena koperasi ini sudah mencukupi kebutuhan warga,” ungkap Suyoto.
Tidak ada jaminan dan beban admin menjadi kelebihan melakukan pinjaman di Koperasi RW. Selain itu, pinjaman hanya dikenai simpanan partisipasi sebesar 1,5% untuk jangka waktu peminjaman 5, 10, dan 15 bulan. Angka ini cukup ringan jika dibandingkan dengan bunga pinjaman di tempat lain.
“Pinjaman direalisasikan setiap tanggal 10 setelah ada persetujuan dari Koordinator tiap RT,” ujar Suyoto. Asas kekeluargaan juga ditekankan di Koperasi RW ini.
“Semisal ada macet pembayaran, pengurus menyampaikan dengan baik mengingatkan bahwa ini juga uang bersama,” jelasnya.
Pinjaman yang diajukan biasanya digunakan untuk modal usaha, biaya mendadak, hingga hajatan.
Satria Sani, Kabid Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi Dinas Koperasi dan UMTK Kota Kediri menyampaikan, tujuan dari adanya program ini untuk menghidupkan kegiatan ekonomi di RW agar uang yang beredar juga ada di lingkungan RW. Serta mempermudah para pelaku usaha di RW mendapat akses permodalan melalui RW.
“Dan yang paling penting untuk memberantas rentenir,” jelas Satria.
Sementara itu, Program lain dari Pemkot Kediri, yaitu Prodamas Plus juga hadir untuk penguatan Koperasi RW. Bambang Priambodo, Kepala Dinas Koperasi dan UMTK menyampaikan, dana hibah dari Prodamas Plus dapat menjadi stimulus permodalan koperasi selain yang di dapat dari lingkungan RW. Jumlah dana yang dialokasikan Prodamas Plus sesuai kesepakatan RT di wilayah RW tersebut.
“Sesuai arahan Mas Abu, minimal 25 juta dan maksimal 100 juta,” ujar Bambang. Bambang menegaskan, Koperasi RW yang aktif, “sehat” baik laporan dan RAT berhak mendapat fasilitas dana hibah Prodamas Plus. Pembentukan Koperasi RW di seluruh Kota Kediri ditargetkan tuntas dan aktif pada tahun 2025.(glh)