3 Oktober 2024
Tak Lolos di Liga 2, Persedikab Kediri Dapat Sorotan dari Anggota Dewan

Tak Lolos di Liga 2, Persedikab Kediri Dapat Sorotan dari Anggota Dewan

Kediri, demonstran.id – Hasrat untuk bermain di kasta kedua kompetisi Liga Indonesia nampaknya harus kembali tertunda bagi tim Perserikatan Kabupaten Kediri atau Persedikab.

Ini setelah langkah tim dengan julukan ‘Bledug Kelud’ tersebut harus terhenti di fase babak 16 besar Putaran Nasional. Persedikab Kediri hanya mampu mengoleksi 2 poin dari 3 pertandingan yang dijalankan di babak 16 besar di Grup AA yang tergabung bersama tim PSDS Deli Serdang, Deltras Sidoarjo dan PS Palembang.

Hasilnya, Persedikab Kediri hanya mampu finish di urutan ketiga yang artinya Persedikab Kediri gagal lolos untuk melaju ke babak 8 besar, yang sekaligus juga membuat Persedikab Kediri harus menunda impiannya untuk dapat pentas di kompetisi Liga 2 musim depan. Mengingat, hanya terdapat 8 tim saja yang berhak lolos untuk naik kasta ke Liga 2.

Atas torehan yang terbilang kurang memuaskan tersebut sontak membuat Persedikab Kediri menuai sorotan dari berbagai pihak, tanpa terkecuali dari kalangan Anggota DPRD Kabupaten Kediri.

Seperti yang diutarakan oleh Taufiq Chavifudin, Anggota DPRD Kabupaten Kediri dari Komisi 4 ini mengaku kecewa atas hasil minor yang diperoleh Persedikab Kediri di kompetisi Liga 3 musim ini.

Menurutnya, capaian musim ini tak jauh beda dengan capaian di musim sebelumnya di tahun 2019. Padahal, menurut politisi asal Fraksi PPP ini menilai, jika anggaran yang dikucurkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab Kediri) terbilang cukup besar.

“Capaian yang sama dengan tahun lalu, saat kondisi tim serba memprihatinkan dan kering dukungan anggaran. Berbeda jauh dengan sekarang. Berlaga di Liga 3 namun untuk fasilitas, kesejahteraan pemain maupun pelatih serasa dukungan rasa di Liga 1,” ungkapnya.

Taufiq menilai, sejumlah pemain yang didominasi dari pihak luar Kediri menjadi salah satu faktor gagalnya Persedikab Kediri dalam mengarungi kompetisi Liga 3 musim ini. Menurut Taufiq, pemain-pemain Persedikab Kediri seharusnya dapat didominasi oleh putra daerah bukan pemain dari luar daerah.

“Seharusnya tim Persedikab Kediri dapat didominasi oleh pemain-pemain putra daerah. Tapi nyatanya di sini tidak. Jelas, putra daerah memiliki fighting spirit yang lebih dari pada mengambil pemain-pemain luar daerah yang hanya melihat besaran gaji,” terangnya.

“Itu terlihat jelas saat Persedikab Kediri bermain di babak 16 besar Putaran Nasional. Mereka nampak tak memiliki semangat juang tinggi. Padahal langkah mereka untuk tampil di Liga 2 kurang sedikit lagi. Permainan mereka monoton dan selalu mengandalkan umpan-umpan panjang yang tidak jelas arahnya. Kalau pun pemain di Liga 3 kualitasnya hampir sama-sama atau sepadan. Kenapa tidak menggunakan putra daerah saja yang memiliki fighting spirit lebih tinggi dan juga ngeyel,” bebernya.

Musim depan, Persedikab harus kembali berkutat di kompetisi Liga 3. Liga yang rumit, melelahkan, penuh kontroversi, bahkan kerap berujung kekerasan.

“Mungkin ini yang terbaik buat Persedikab. Daripada promosi ke Liga 2 tapi hanya akan jadi bulan-bulanan kontestan lain, kemudian degradasi lagi ke Liga 3. Sebagai anggota Legislatif, tentu kami tetap akan men-suport terhadap Persedikab. Kami juga berharap, agar anggaran yang diturunkan untuk Persedikab tetap ada atau bahkan nominalnya lebih tinggi daripada musim ini. Namun, semuanya harus dengan catatan penggunaan yang jelas, adanya transparansi keuangan dari manajemen dan tentu mampu merealisasikan apa yang menjadi harapan masyarakat Kabupaten Kediri. Semangat, Persedikab comeback stronger,” ucapnya.(glh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *