Kediri, demonstran.id – Serius atasi stunting, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Petugas Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Se-Kota Kediri dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting, Jumat (1/4).
Bertempat di Rumah Makan Daun salam, agenda pembahasan strategi-strategi pendampingan stunting tersebut diikuti seluruh koordinator PKB se-Kota Kediri yang membawahi wilayah tiga kecamatan dan 46 kelurahan. “PKB tersebut membawahi kader-kader Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) di kelurahan fungsinya untuk mendampingi kasus stunting di kelurahan,” jelas Sumedi, Kepala DP3AP2KB.
Dikutip dari laman Kementerian Keseharan RI, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting, oleh karena itu DP3AP2KB Kota Kediri gencar lakukan pencegahan. Sumedi menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan terhadap tim-tim pendamping tugas di lapangan agar kasus stunting di Kota Kediri dapat terdokumentasi dengan baik. “Kalau ada tim pendamping di lapangan maka kita punya data problematika-problematika terkait stunting. Kalau sudah dicatat dan diklasifikasikan sesuai penyebabnya maka kita bisa lakukan penanganan yang sesuai,” terang Sumedi.
Dirinya menambahkan saat ini grafik Stunting Kota Kediri berada di bawah pusat, yakni 13,6% di tahun 2021. Hal itu tak membuat Pemkot Kediri terlena akan kasus stunting di Kota Kediri, pihaknya akan tetap melakukan berbagai upaca penurunan kasus. “Kita harus ada gerakan agar angka stunting di Kota Kediri menurun. Angka stunting di Kota Kediri tergolong rendah, akan tetapi masih ditemukan kasus stunting di Kota Kediri,” ujar Sumedi.
Langkah penurunan stunting tersebut, menurut Sumedi perlu dilakukan guna mewujudkan anak-anak Indonesia agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Sumedi menerangkan usai dilaksanakannya rapat koordinasi ini, akan dilakukan tindak lanjut berupa pendampingan penderita stunting oleh tiga kader yang berasal dari: PKB, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), serta Dinas Kesehatan. Kegiatan pendampingan dilakukan dengan cara: pengukuran perkembangan tubuh, riwayat KB, selanjutnya pelaporan ke tingkat kecamatan. “Kalau sudah sampai kecamatan akan dilakukan verifikasi oleh kota. Selanjutnya kami lakukan penanganan sesuai dengan masalah perkembangan yang dialami anak,” ungkapnya.
Melalui pelaksanaannya program penurunan angka stunting ini, pihaknya berharap agar upaya penurunan angka stunting dapat memenuhi target yakni sebesar 70% dari kasus yang ada. “Semoga Kota Kediri bebas stunting, sehingga dapat mewujudkan generasi-generasi yang unggul dan berkualitas,” pungkasnya.(glh/Adv)