Kediri, demonstran.id – Isu lingkungan dan kebumian terus mendapatkan perhatian para ahli di dunia, termasuk di Indonesia. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) aktif mengeluarkan ramalan cuaca dan peringatan dini kepada masyarakat Indonesia. Yang paling baru, prediksi BMKG soal gempa besar di Jawa Timur.
BMKG membeberkan adanya potensi akan munculnya gempa dengan kekuatan Magnitudo 8,9 dan tsunami dengan tinggi 29 meter di Jatim. Potensi ini muncul setelah BMKG melakukan pemodelan matematika, untuk mengukur potensi besaran gempa dan ketinggian tsunami di wilayah tersebut. Peringatan dini ini disampaikan sebagai upaya untuk kepentingan mitigasi.
Hal ini dikemukakan oleh Ketua BMKG, Dwikorita Karnawati dalam webminar bertajuk Kajian dan Mitigasi Gempabumi dan Tsunami di Jawa Timur.
Dari hasil pemodelan itu ditemukan fakta mengenai tsunami bahwa di wilayah Jawa Timur. Potensi tinggi maksimum tsunami pada seluruh pesisir, ada di Kabupaten Trenggalek dengan kisaran 26-29 meter. Sedangkan, untuk waktu tercepat, tercatat diangka 20-24 menit pada Kabupaten Blitar.
Sementara itu, mendapati adanya potensi bencana yang terjadi di wilayah Jawa Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri langsung memberikan respon.
Sesuai dengan perencanaan, BPBD akan perbanyak Tim Siaga Bencana Desa untuk antisipasi potensi adanya bencana gempa bumi di wilayah pesisir pantai selatan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kediri Slamet Turmudi menjelaskan bahwa pihaknya sudah menerima informasi rilis resmi dari BMKG (Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika) mengenai potensi adanya gempa bumi dan tsunami di wilayah pesisir pantai selatan jawa.
“Kita saat ini mengaktifkan dan perbanyak tim siaga bencana di desa untuk antisipasi bila mana terjadi bencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Kediri,” ujarnya.
Selanjutnya menurut Slamet pihaknya juga memberikan aplikasi yang terhubung dengan relawan di Desa. Sehingga ketika ada bencana, maka informasi akan segera tersampaikan dan dilakukan langkah evakuasi.
“Sebagian relawan sudah kita beri alat ini jika terjadi Gempa diatas 5 skala richter maka akan langsung terhubung,” imbuhnya.
Sementara itu Kasi Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kabupaten Kediri Saifuddin menambahkan bahwa rilis yang disampaikan BMKG ini sangat bagus untuk dunia pendidikan kebencanaan.
“Karena sampai sekarang di seluruh dunia ini belum ada yang mampu memprediksi kapan dan dimana terjadinya gempa bumi. Yang bisa kita lakukan adalah meneliti mengenai perubahan alam, dan potensi terjadinya gempa,” ungkapnya.
Saifuddin mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Kediri sudah menyiapkan 48 tim siaga bencana desa.
“Sementara ini tim ini terbanyak, masih di daerah yang rawan terjadinya bencana seperti lereng Kelud dan Wilis,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa masyarakat harus minimal mengetahui cara proteksi dini jika terjadi gempa.
“Slogan jika terjadi gempa lindungi kepala, kemudian lari ke tempat yang aman atau lapangan terbuka. Serta hal lain yang sederhana itu perlu terus disampaikan sebagai cara edukasi untuk lindungi masyarakat bila terjadi Gempa Bumi,” pungkasnya.(glh)